Mekah merupakan nama kota yang dikunjungi oleh jamaah haji dan jamaah umroh . Di Kota Mekah inilah terdapat Baitullah atau Kabah yang menjadi pusat ibadah umat Islam di dunia. Kiblat seluruh muslim di dunia juga berada di Mekah yaitu Kabah. Nama Mekah berasal dari kata imtakka yang artinya mendesak atau mendorong. Sedangkan di dalam Al Quran disebutkan kata Bakkah sebagai penyebutan untuk Kota Mekah.
Penyebutan Kota Mekah
Kota Mekah memiliki beberapa nama lain yang sering disebutkan di dalam Al Quran. Kota Mekah disebut sebagai Al Baladul Amin yang berarti kota yang aman. Hal ini sesuai dengan isi dari QS. At Tin ayat 3 yang bunyinya; “Demi Al Balad Al Amin ini (Mekah).” Kota Mekah disebut sebagai Al Baitul Haram. Sesuai dengan yang difirmankan Allah SWT dalam QS. Al Hajj ayat 26 yang bunyinya; “Ingatlah, ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah dengan mengatakan, janganlah kamu memperserikatkan sesuatupun dengan Aku dan sucikanlah rumah-Ku ini bagi orang-orang yang thawaf.” Pada sebagian ahli tafsir juga menjelaskan bahwa yang dimaksud Baitullah adalah Mekah sebagaimana terdapat pada Makkah fi Al Quran wa As Sunah halaman 6. Kota Mekah disebut sebagai Ma’ad yang artinya sebagai tempat kembali. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS. Al Qashash ayat 85. Ayat tersebut berbunyi; “Sesungguhnya, Dzat yang mewajibkan atasmu untuk melaksanakan hukum-hukum Al Quran benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali.” Pada sebagian ahli tafsir mengartikan bahwa tempat kembali atau Ma’ad adalah Kota Mekah sebagaimana yang terdapat di dalam Tafsir Al Jalalain untuk QS. Al Qashash ayat 85. Kota Mekah disebut sebagai Ummul Qura yang artinya sebagai pusat kota. Penyebutan ini sesuai dengan yang difirmankan Allah SWT dalam QS. Asy Syura ayat 7. Bunyinya adalah; “Demikianlah, Kami wahyukan kepadamu Al Quran dalam Bahasa Arab supaya kamu memberi peringatan kepada Ummul Qura ataun penduduk Mekah dan penduduk negeri-negeri di sekelilingnya.” Penyebutan Kota Mekah sebagai pusat kota atau Ummul Qura karena kegiatan di Kota Mekah paling padat. Sejarah Kota Mekah
Sejarah Kota Mekah diawali di zaman Nabi Ibrahim pada abad IX SM. Saat itu Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Allah SWT untuk pergi ke sebuah tanah gersang dengan membawa Hajar dan Ismail. Saat itu Ismail masih bayi dan Nabi Ibrahim tidak tega meninggalkan Hajar dan Ismail di tanah gersang tanpa penghuni tersebut. Pada waktu itu tempat tersebut berupa padang gersang tanpa tanaman dan dipagari perbukitan berbatu. Nabi Ibrahim yang merasa tidak tega kemudian berdoa kepada Allah dan tercantum di dalam QS. Ibrahim ayat 37. Bunyinya adalah; “Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak memiliki tanam-tanaman di dekat rumah Engkau atau Baitullah yang dihormati. Ya Tuhan kami, yang demikian itu agar mereka dapat mendirikan sholat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berikan rejeki kepada mereka dari buah-buahan dan semoga mereka bersyukur.” Nabi Ibrahim yang kembali ke Mekah beberapa tahun kemudian melihat bahwa kota gersang telah menjadi kota subur dan terdapat sumber air. Di kota tersebut telah banyak penduduk yang diramaikan oleh Kabilah Jurhum. Mekah telah berubah menjadi tempat persinggahan bagi orang-orang asing dan di kota ini muncul cahaya agama. Nabi Ibrahim dan Ismail diperintahkan oleh Allah SWT untuk membangun kembali Bait Al Haram seperti semula. Bangunan Kabah yang telah dibangun kembali dan ditinggikan oleh Nabi Ibrahim serta Ismail kemudian menjadi pusat bagi seluruh umat Islam di dunia. Nabi Ibrahim menyerukan untuk melakukan ibadah haji ke Baitullah. Nabi Ismail yang hidup hingga berusia 130 tahun memiliki 12 orang putra dari perkawinannya dengan wanita Jurhum. Anak-anak Nabi Ismail bertugas untuk merawat Kabah, mengajar tentang manasik haji dan mengajarkan jamaah haji dengan ajaran tauhid. Saat Jurhum menguasai Kota Mekah terjadi sifat kesewenang-wenangan dan mulai lalai untuk mengurus Kabah. Situasi di Kota Mekah saat itu sangat kacau dan terjadi pelencengan terhadap ajaran Islam yang benar. Kaum Jurhum sebagai penguasa Kota Mekah sering melakukan perbuatan keji di dekat Baitullah. Perwujudan perbuatan keji tersebut digambarkan pada berhala yang dinamakan Isaf dan Nailah. Kekacauan Kota Mekah dan kezaliman Kaum Jurhum mengusik kabilah-kabilah lain untuk menggulingkan Jurhum dari Kota Mekah. Khuza’ah dan Bani Abdu Manat bersatu melawan Jurhum kemudian terjadilah peperangan. Pada peperangan tersebut Jurhum kalah dan terusir dari Mekah. Setelah kekalahan Jurhum dan terusirnya Jurhum dari Mekah maka Mekah dikuasai oleh Khuza’ah selama 500 tahun. Amr bin Luhai Al Khuzai merupakan orang pertama yang membawa berhala ke Baitullah dan mengubah agama yang dibawa oleh Nabi Ibrahim. Pada periode berikutnya Qushay yang masih bernasab dengan Nabi Ismail merebut Kota Mekah dari Khuza’ah. Mereka merasa berhak untuk mengurus Baitullah sesuai dengan nasabnya. Setelah penaklukan Mekah kemudian Qushay mengumpulkan orang Quraisy dan menempatkannya di sekitar Baitullah. Orang-orang Quraisy bertugas untuk merawat Baitullah, mengganti kiswah pada Kabah dan mengurus jamaah haji. Penghuni Mekah Pertama
Ada perdebatan di antara beberapa ulama tentang siapa yang pertama kali menjadi penghuni Kota Mekah. Sebagian ulama berpendapat bahwa keberadaan Kota Mekah telah ada sejak zaman Nabi Adam. Hal ini sesuai dengan QS. Ali Imran ayat 96 yang bunyinya;
“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk tempat beribadah manusia adalah Baitullah di Bakkah atau Mekah yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. Di dalam QS. Al Hajj ayat 26 juga menyinggung hal ini. Bunyinya adalah; “Dan ingatlah, ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah dengan mengatakan, Janganlah kamu memperserikatkan sesuatupun dengan Aku...” Ayat yang lain terdapat di dalam QS. Al Baqarah ayat 127. Bunyinya adalah; “Dan ingatlah, ketika Ibrahim meninggikan atau membina dasar-dasar Baitullah bersama Ismail seraya berdoa, Ya Tuhan kami terimalah daripada kami amalan kami sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” Dari ayat-ayat tersebut dijelaskan bahwa rumah pertama yang dibangun untuk manusia yaitu rumah di Mekah sedangkan Nabi Ibrahim bukan manusia pertama. Maka rumah yang dibangun untuk pertama kali bukan dibangun oleh Nabi Ibrahim. Pada ayat yang lain menjelaskan bahwa pembangun Kabah bukan Nabi Ibrahim dan Ismail. Mereka berdua hanya meninggikan bangunan Kabah. Beberapa ulama berpendapat bahwa Kota Mekah memiliki beberapa fase seperti fase subur dan fase gersang. Ada beberapa ulama yang menjelaskan bahwa penghuni dari Kota Mekah adalah Nabi Ibrahim dan Ismail. Sesuai dengan doa yang dilantunkan oleh Nabi Ibrahim saat meninggalkan Ismail dan Hajar. Sejarah Kota Mekah yang dipaparkan di atas dapat menjadi pengetahuan tentang perjuangan menegakkan agama Allah kembali sesuai dengan tauhidnya.
0 Comments
Your comment will be posted after it is approved.
Leave a Reply. |
Kantor Pusat Alhijaz
Graha Alhijaz : Telp : 021-8011111 WA 1 : 0812-8252-6454 (Ginan) WA 2 : 0857 1692 6969 |
Rekening Pembayaran
|
www.travelumrohhajiku.com