Niat Berhaji Wajib Hukumnya Ketaqwaan seorang mukmin ditandai dari kesungguhannya dalam meyakini rukun iman dan melaksanakan rukun Islam. Rukun Islam yang kelima adalah berangkat haji bagi yang mampu. Terdapat beberapa pendapat mengenai makna “mampu”. Ada ulama yang mengartikan mampu dalam berhaji artinya mampu secara fisik dan finansial. Ada juga yang mengartikan mampu adalah karena kemauan untuk berangkat haji. Namun sebagian besar ulama berpendapat bahwa setidaknya niat untuk berhaji harus ditanamkan di dalam dada setiap muslim dan diupayakan agar terwujud demi menunaikan kewajiban. Karena niat berhaji wajib maka tidak harus menunggu kaya terlebih dahulu untuk mendaftar haji. belajar dari kisah tukang becak pergi haji berikut ini para pembaca bisa mendapatkan pelajaran dan hikmah bahwa keterbatasan bukan menjadi penghalang bagi seseorang jika telah berniat dan bertekad kuat untuk bisa berangkat menunaikan ibadah haji ke tanah suci. Belajar dari Kisah Tukang Becak yang Pergi Haji Adalah seorang tukang becak, orang-orang menyebutnya sebagai Pak Parman. Tukang becak ini tinggal bersama anak dan istri di rumah kost yang sangat sederhana dan jauh dari kata layak huni. Hidupnya sehari-hari sangat tergantung pada hasil Pak Parman mengantar penumpang dengan becaknya. Menabung untuk naik haji? Boro-boro, kadang makan sehari lauk agak nikmat sedikit susah sekali. Tetapi Pak Parman yang dikenal rajin beribadah ini punya keyakinan bahwa sedekah itu wajib ia lakukan selama hayat masih dikandung badan. Meski ia tak punya cukup uang untuk bersedekah, Pak Parman bertekad untuk bersedekah dengan jasanya mengayuh becak. Cara bersedekah Pak Parman cukup unik. Setiap hari Jumat ia menggratiskan siapa saja yang naik becaknya. Dengan demikian ia tetap bisa membantu orang lain lewat kayuhan kakinya. Cara Pak Parman bersedekah ini dilakukan secara bertahun-tahun. Pak Parman percaya yang ia lakukan akan membawa keberkahan dalam hidupnya bersama keluarga. Hingga suatu Jumat di bulan Ramadhan seorang kaya yang mobilnya sedang mogok di tengah perjalanan memutuskan untuk meninggalkan mobilnya di pinggir jalan dan memakai jasa tukang becak agar bisa segera sampai rumah. Pak Parman mengantarkan orang kaya tersebut sampai di rumah dengan selamat. Orang kaya tersebut memberikan uang sepuluh ribu dan dilihat dari jarak tempuh masih menyisakan uang kembalian. Tetapi Pak parman tidak hanya menolak uang kembalian yang dijanjikan, ia menolak dengan halus ongkos menarik becaknya. Hal ini dilakukan sesuai niatnya untuk bersedekah tenaga setiap hari Jumat. Si kaya mengira pemberiannya kurang besar sehingga dikejarnya Pak Parman dan diberikan uang satu juta rupiah. Tetapi Pak Parman kembali menolak. Uangnya kembali dinaikkan menjadi dua juta rupiah. Pak Parman tetap menolak sebab ia telah berniat sedekah. Pak Parman menjelaskan bahwa setiap Jumat ia memang bersedekah dengan tenaga dan menggratiskan penumpang khusus hari Jumat tanpa pandang bulu. Si kaya takjub dengan ketulusan Pak Parman. Jumat berikutnya ia sengaja naik becak Pak Parman lagi dan memberikannya uang 10 juta. Namun Pak Parman tetap menolak dengan alasan tenaganya ia sedekahkan. Jumat berikutnya si kaya kembali naik becak Pak Parman. Namun kali ini ia minta diantarkan ke rumah Pak Parman. Betapa terkejutnya si kaya melihat kondisi rumah kost Pak Parman. Ia pun memberikan uang 25 juta sebagai ongkos naik becak. Tetapi pak Parman tetap istiqomah dengan niat sedekah dan menolak baik-baik uang pemberian penumpangnya tersebut. Orang kaya yang kagum dengan pendirian Pak Parman itupun pulang dengan mengucapkan janji dalam hati bahwa di Idul Adha nanti ia akan memberikan kado spesial untuk tukang becak yang baik hati. Di suatu Jumat menjelang bulan Dzulhijjah bapak kaya yang dermawan ini kembali menemui Pak Parman di rumah. Ia tak lagi menawarkan uang namun menjanjikan Pak Parman sekeluarga untuk naik haji. Kali ini Pak Parman menangis menerima anugerah luar biasa. Ia tak pernah bermimpi naik haji apalagi sekeluarga. Tak ada yang pernah mengira bahwa seorang tukang becak pun bisa naik haji karena keteguhannya untuk bersedekah setiap Jumat.
0 Comments
Your comment will be posted after it is approved.
Leave a Reply. |
Kantor Pusat Alhijaz
Graha Alhijaz : Telp : 021-8011111 WA 1 : 0812-8252-6454 (Ginan) WA 2 : 0857 1692 6969 |
Rekening Pembayaran
|
www.travelumrohhajiku.com